Batu Bergambar, Antara Seni dan Logika ~ Irfan Ro

IRFANRO.COM - Pesona batu seakan tak tergilas zaman. Batu bergambar menjadi destinasi wilayah seni. Bagaimana tidak? sebuah karya agung Sang Pencipta yang dengan misterius ditemukan oleh manusia yang berjiwa seni.

Kesengajaan mencari motif memang menjadi titik awal ditemukannya sebuah gambar pada sebuah batu. Keberuntungan, imajinasi dan ketelitian menjadi faktor utama yang dipadukan dengan rasa.

Rasa berhubungan dengan minat dan selera. Bagaimana rasa bisa dinilai? Aneh. Ada beragam kategori jenis gambar pada batu, diantaranya pemandangan, tokoh, sosok, ekspresi gerak dan lainnya. Bolehlah juri-juri kontes seni batu gambar mengklasifikasikan jenis-jenis gambar pada batu tersebut. Tapi, jika kacamata seni sudah berbicara, maka itu semua tidak ada artinya. Rasa dan selera mendominasi. Klasifikasi tersebut hanya untuk kepentingan penilaian, sebagai pembatas.

Penulis tidak sealiran dengan sebuah karya seni yang bisa dinilai. Oke lah ada yang namanya kurator, tapi sebuah karya seni itu tidak ada yang bagus dan tidak ada yang buruk. Penilaian yang bisa diterima hanya sebatas pada bahan, pengolahan bahan, ketelitian manusia dalam mengimajinasikan dan kemasan pendukung atau frame. Tidak pada gambar. Apakah gambar pada batu itu yang membuat manusia? Atau proses alam? Atau Tuhan?

Kebenaran dan ketepatan sebuah gambar pada batu yang paling benar adalah versi pemiliknya sendiri.

Logika pada batu gambar adalah bisa dibayangkan jika pada sebongkah batu ada gambarnya dan ketika melalui proses pemotongan, gambar tersebut terpotong maka hilanglah gambar tersebut sementara manusia tidak bisa mengetahui isi gambar dalam sebongkag batu sebelum dipotong / dibelah. Keberuntungan berperan disini. Lalu, setelah batu dipotong maka proses pencarian gambar dimulai. Ketelitian, kejelian dan imajinasi bermain.