IRFANRO.COM - Sejak empat tahun yang lalu saya mengetahui bahwa ada jenis parfum yang berfungsi memikat lawan jenis. Menilik fungsi dari parfum ini, mungkin bisa juga disebut sebagai parfum cinta. Saya pertama kali mengetahui kata pheromone ini dari sebuah komik yang kalau tidak salah berjudul Samurai X, kebetulan saya suka baca komik. Karena penasaran saya pun mencari-cari apa itu pheromone, dan bahkan ketika menonton film yang diangkat dari sebuah novel berjudul "Perfume: The Story of Murderer" karya Patrick Suskind pun saya semakin penasaran dengan pheromone ini. Dalam film tersebut (menurut saya) adalah sebuah penjabaran secara umum tentang sebuah formulasi parfum pheromone, walaupun di bagian ending sedikit berlebihan. Saya berkecimpung dalam dunia bisnis parfum, sehingga ingin menuliskan gejolak dalam kepala saya ini dalam sebuah tulisan.
Jika kita umumnya mengenal parfum atau minyak wangi untuk memikat lawan jenis dengan nama minyak pelet atau minyak nyong-nyong atau minyak dukun dengan jampi-jampi dan mantra atau istilah lain yang entah saya kurang tahu maka parfum pheromone ini jauh dari hal-hal yang berbau mistis. Parfume pheromone adalah murni hasil karya ilmu pengetahuan, yang merupakan hasil riset bertahun-tahun para ilmuwan yang ahli di bidang nya.
Pheromone / Feromon
Apakah penemu zat pheromone ini orang indonesia sob? ternyata bukan hehe. Feromon atau Pheromone pertama kali ditemukan di Jerman oleh Adolph Butenandt, beliau adalah seorang ilmuwan yang juga menemukan beberapa hormon seksual pada manusia diantaranya hormon estrogen, hormon progesteron dan hormon testosteron. Pheromone pertamakali ditemukan pada serangga, dan ketika pertama kali ditemukan, feromon banyak dikaitkan dengan fungsi reproduksi serangga. Para ilmuwan mula-mula melihat feromon adalah sebagai persamaan dari parfum di dunia manusia.
Di sumber yang lain, zat feromon pertama kalinya ditemukan oleh Jean Henri Fabre pada serangga ketika musim semi tahun 1870-an. Ia mengamati ngengat jenis great peacock betina keluar dari kepmpong dan diletakkan di kandang kawat di meja studinya, kemudian ia melihat pada malam harinya lusinan ngengat jantan berkumpul mengerubungi kandang kawat di meja studinya. "Mereka datang dari segala penjuru, tanpa aku tahu bagaimana mereka menemukan betina di mejaku ... " tulis Fabre.
Fabre menghabiskan tahun-tahun berikutnya mempelajari bagaimana ngengat-ngengat jantan menemukan betina-betinanya. Fabre sampai pada kesimpulan kalau ngengat betina menghasilkan zat kimia tertentu yang aromanya menarik ngengat-ngengat jantan. Dengan kesimpulan Fabre ini, mulailah penelitian baru tentang feromon diteliti.
Nah, jika pertamakali feromon ditemukan adalah pada hewan, lantas apakah iya feromon itu juga terdapat pada manusia? Jawaban nya adalah IYA.
Pheromone Pada Manusia
Pada tubuh manusia pun juga mengeluarkan zat feromon ini. Contohnya, pernah tidak anda merasakan kerinduan pada pasangan anda hanya karena habis makan malam bareng atau jalan bareng? yang kebetulan baju pasangan anda sedikit berkeringat. Atau lebih parahnya ketika anda diboncengin dan secara tidak sadar mencium aroma sedikit keringat di baju sekitar kerah dan lengan? Atau pernah tidak saat anda duduk disebelah orang yang tidak begitu ganteng atau cantik tapi bawaan nya pengen melirik terus? Nah, saat itulah si pheromone sedang bekerja menunaikan tugasnya, hehe.
Feromon pada manusia merupakan sinyal kimia yang berada di udara yang tidak bisa dideteksi melalui bau-bauan tapi hanya bisa dirasakan oleh VMO (Organ Vomeronasal atau disebut juga organ Jacobson adalah organ pembantu dalam sistem penciuman).
(image sourch: wikipedia)
Pada manusia dewasa, lokasinya berada pada antara mulut dan hidung. di dalam hidung (indra pencium). Sinyal ini dihasilkan oleh jaringan kulit khusus yang terkonsentrasi di dalam lengan. Sinyal feromon ini diterima oleh VMO dan dijangkau oleh bagian otak yang bernama hipotalamus. Di sinilah terjadi perubahan hormon yang menghasilkan respons perilaku dan respon fisiologis.
Pheromone: Seperti Signature Pada Tiap Manusia
Kalau dulu kita mengenal istilah Dari Mata Turun ke Hati, maka mulai sekarang bisa dirubah dengan Dari Hidung, Turun ke Hati hehe, kira-kira begitulah. Fenomena pheromone sebagai bentuk komunikasi ini semakin hari semakin dicoba diterapkan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Terutama sejak ditemukan bahwa feromon juga dihasilkan kelenjar dalam tubuh manusia. Dan poin utamanya adalah bisa memengaruhi hormon-hormon dalam tubuh manusia (terutama otak) dari manusia satu ke manusia lainnya. Bisa diambil contoh yang paling mudah adalah "bau badan".
Lepas dari jenis bau badan menyengat hingga bikin orang lain menjauh, setiap manusia punya bau yang khas dan menjadi ciri dirinya. Oleh para ahli dianalogikan bahwa bau badan itu seperti sidik jari. Jadi, kita masing-masing manusia mempunyai bau yang unik dan sangat berbeda dengan manusia lainnya. Dengan demikian, pada masa depan feromon yang dihasilkan manusia bisa jadi salah satu media identitas diri.
Pheromone dan Gairah Seksual Manusia
Ternyata zat #pheromone ini berperan dalam munculnya gairah seksual manusia. Lebih jauh, #feromon pada manusia juga berfungsi sebagai daya tarik seksual. Para ahli kimia dari Huddinge University Hospital di Swedia malah mengklaim bahwa feromon juga punya andil dalam menghasilkan perasaan suka, cinta, bahkan gairah seksual seorang manusia pada manusia lainnya.
Ini mereka buktikan saat melakukan penelitian terhadap reaksi otak 12 pasang pria-wanita sehabis mencium bau senyawa sintetik mirip feromon. Bebauan tersebut langsung bereaksi terhadap hormon estrogen (pada wanita) dan hormon testoteron (pada pria). Jadi, ketertarikan manusia pada manusia lain, baik itu berupa hubungan cinta, gairah seksual, maupun dalam memilih teman, juga didasari pada bau feromon yang dihasilkan manusia.
Pernah punya teman yang gampang sekali menggaet lawan jenisnya tidak? padahal secara fisik kurang tampan atau cantik. dan dia samasekali tidak menggunakan jampi-jampi mbah dukun. Nah, memang ada jenis manusia yang kadar pheromone nya berlebih dan meluap-luap, sehingga dia mudah sekali bersosialisasi terlepas dari kondisi fisiknya.
Senyawa Kimia Lain Pada Manusia yang Bekerjasama dengan Pheromone
Seperti yang tertulis di majalah National Geographic Indonesia, edisi Februari 2006, hasil penelitian Helen Fisher dan kawan-kawan, ketika seseorang memandang kekasih hatinya, dopamin (adalah salah satu sel kimia dalam otak berbagai jenis hewan vertebrata dan invertebrata, sejenis neurotransmiter (zat yang menyampaikan pesan dari satu syaraf ke syaraf yang lain) dan merupakan perantara bagi biosintesis hormon adrenalin dan noradrenalin) dalam dosis yang tepat, dopamin menciptakan kekuatan, kegembiraan, perhatian yang terpusat, serta dorongan yang kuat untuk memberikan imbalan. Itulah sebabnya jatuh cinta dapat membuat makan tidak enak dan tidur tidak nyenyak.
Para peneliti lainnya menunjukkan bahwa gangguan kimiawi tubuh memang terbukti ketika seseorang jatuh cinta. Misalnya didapatkan bahwa kadar serotonin seseorang yang terobsesi dan kekasihnya 40 persen lebih rendah dari kadar serotonin orang normal. Manusia dapat hidup rukun sampai mereka berusia lanjut juga karena senyawa kimia yang disebut oksitosin. Menurut penelitian, kesetiaan pada pasangan berhubungan dengan kadar oksitosin yang tinggi. Kadar oksitosin ini dapat ditingkatkan dengan cara masing-masing dari pasangan yang berusaha saling menyayangi, walau kadang pasangannya menjengkelkan.
Pheromone: Senyawa Kimia Feromon Sintetis Untuk Parfum
Semakin hari semakin banyak bermunculan produk parfum yang menamakan dirinya sebagai parfum pheromone / feromon. Jika anda ketikkan kata parfum feromon pada mesin pencari Google, maka akan banyak sekali bermunculan iklan-iklan yang menawarkan parfum feromon. Baik itu produk parfum feromon impor maupun lokal yang tidak saya sebutkan merek nya disini. Bahkan ada produk parfum feromon lokal yang sangat laris dan banyak diperbincangkan di forum-forum media sosial. Hati-hati juga bahwa ada kemungkinan ada produk abal-abal yang mengaku parfumnya mengandung feromon, padahal hanya parfum biasa saja. Untuk mengetesnya saya juga belum mempunyai ilmunya, jadi belum bisa share. Sebuah fenomena baru bahwa ada sebuah alternatif lain untuk menambah rasa percaya diri manusia dengan memakai parfum feromon ini.
Pheromone yang dicampurkan dengan parfum adalah yang berjenis senyawa kimia sintetis. Menggunakan parfum sebagai media pencampurnya adalah agar supaya si pemakai merasa nyaman saat memakainya. Karena pada manusia sendiri sebenarnya sudah menghasilkan zat feromon, mengkonsumsi parfum feromon ini bisa meningkatkan dan menambah produksi feromon pada pemakainya.
Menurut saya sangat logis setelah saya membaca berbagai sumber yang membahas tentang feromon dan manfaatnya, bahkan ini merupakan sebuah masterpiece ilmu pengetahuan. Bagaimana tidak, dengan parfum feromon ini orang bisa menjadi lebih tampil percaya diri (terlepas dari segi psikis manusia). Banyak bidang pekerjaan pada manusia yang menurut saya membutuhkan parfum feromon. Semua bidang pekerjaan yang membutuhkan bersosialisasi dengan banyak orang dan klien-klien yang berbeda saya rasa perlu mengaplikasi feromon sintetis, ini terkait dengan deal-deal sebuah bisnis yang dijalankan manusia dan kenyamanan dalam berinteraksi langsung dengan sesama manusia. Sepertinya saya ingin juga mencoba nya, hehe.
Image credit:
www.parfumlove.com
Sumber: wikipedia, penulis dan sumber lainnya.
0 komentar:
Post a Comment
Terimakasih sudah berkunjung di blog saya, silahkan berkomentar dengan baik dan sopan